PENGANTAR KITAB INJIL MATIUS - Duc In Altum

Klik Ikuti

PENGANTAR KITAB INJIL MATIUS

 

Bagian I: Pengantar Kitab Injil Matius

1.1.         Apa itu Injil?

Kata Injil berasa dari bahasa Yunani, euaggelion yang berarti kabar baik atau kabar gembira. Kabar baik yang dimaksud adalah kabar keselamatan di dalam Yesus Kristus seperti yang dinyatakan dalam Injil Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.[1] Perjanjian Baru merupakan kabar baik mengenai Kerajaan Allah yang datang, yang sudah dipersiapkan oleh Perjanjian lama dan sedang dinantikan pemenuhannya oleh bangsa Israel. Injil merupakan kesaksian iman jemaat perdana atas Yesus Kristus sebagai Juruselamat umat manusia.[2] Injil mengisahkan tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang adalah Mesias, Putera Allah yang hidup ke dalam dunia untuk melakukan karya penyelamatan bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa.

Dalam Perjanjian Baru, terdapat empat Injil, yakni Matius, Markus Lukas dan Yohanes. Injil Matius, Markus dan Lukas biasa dikenal dengan Injil Sinopsis. Ketiga Injil ini disebut sinoptik karena ada banyak persamaan di antaranya; cara penulis menyusun cerita menjadi kitab Injil. Kitab-kitab Injil ini pada dasarnya merupakan tiga edisi yang berbeda dari bahan dasar yang sama. Banyak dari persamaannya dapat dijelaskan dengan dugaan para penulis mungkin telah memakai kumpulan ucapan-ucapan yang sama dan sedang beredar di antara berbagai kelompok orang Kristen. Ada dua teori utama yang menjelaskan tentang persamaan ini. Yang pertama menganggap Injil Matius ditulis terlebih dahulu, sedangkan yang kedua menganggap Injil Markuslah sebagai kitab Injil Pertama.[3]

1.2.         Penulis Kitab Matius

Seperti ketiga Injil lainnya, penulis Injil Matius tidak menyebutkan namanya. Namun para ahli kitab telah bersepakat bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah satu dari duabelas murid Yesus. Sebelum menjadi murid, Matius adalah seorang pemungut cukai. Kemudian ia meninggalkan pekerjaannya (Mat. 9:9; 10:3) dan menjadi salah satu dari 12 rasul.[4] Di dalam Injil Markus dan Lukas, kita berkenalan dengan nama asli Matius sebagaimana diberikan oleh orangtua nya. Matius inilah yang dipanggil oleh Tuhan Yesus (Mrk. 2:13-14; Luk. 5:23-28) dengan nama: Lewi anak Alpius atau Alfaes. Nama Matius berarti karunia Allah. Matius adalah pegawai negeri sipil Imperium Romanum (Roma penjajah) yang bertugas dalam bidang perpajakan. Karena pekerjaannya itulah ia dibenci oleh orang Yahudi. Sebagai pemungut cukai, rakyat Yahudi menganggapnya sebagai koruptor yang mengkhianati bangsa Yahudi. Sebaliknya, negara imperium romanum curiga kepada Matius, bahwa ia membela bangsanya sehingga hasil pungutan cukai tidak beres. Kantor Matius terletak di Galilea.[5]

1.3.         Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Matius

Mengenai tanggal, bulan dan tahun kepenulisan Injil ini tidak dapat ditentukan denagn tepat. Akan tetapi ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, antara lain:

i.          Menurut Matius 22:7; 23:38; 24:15 menunjukkan bahwa Injil Matius dikarang pada waktu sesudah perang besar. Perang besar tersebut mengakibatkan Yerusalem jatuh dan hancur

ii.        Dalam sejarah, Yerusalem telah dikepung pada tahun 69 dan dinyatakan jatuh pada tahun 70 oleh penguasa Romawi. Sementara Injil Matius ditulis sesudah Injil Markus diterbitkan.

iii.      Menurut Matius 10:23; 16:28; 26:64 dikatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dan dunia akan segera berakhir. Hal ini dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri di hadapan para murid-Nya. Ini membuktikan, bahwa generasi pertama Kristen masih ada. Hal itu berarti, dimungkinkan Injil Matius ditulis kira-kira sebelum tahun 80, atau lebih sedikit.

Dari pertimbangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Injil Matius ditulis sekitar antara 72-85 M. Inil Matius diperkirakan di tulis di Antiokhia (sebelah Utara Palestina atau Siria). Di daerah ini terdapat Gereja Yahudi pertama yang menggunakan bahasa Yunani di samping bahasa Aram.[6]

Ada juga beberapa teori mengenai waktu penulisan Injil ini. Duyvermann menyatakan bahwa Injil ini ditulis antara 72-85 M. Tetapi ada juga yang menyatakan Injil ini ditulis sebelum 70 M, yakni sebelum kejatuhan Yerusalem sebab dalam Matius 24:15 mengenai kejatuhan Yerusalem masih berbentuk nubuat, dan tidak ada satupun ayat dalam Injil ini yang menunjukkan bahwa nubutan itu telah digenapi. Ireneus Bapa gereja mengatakan bahwa Matius menulis Injilnya pada waktu Petrus dan Paulus mengabarkan Injil di Roma dan mendirikan jemaat di sana yaitu sekitar 60-65 M.[7]

1.4.         Maksud dan Tujuan penulisan Injil Matius

Dalam tulisannya, ada beberapa maksud dan tujuan serta alamat Matius dalam menuliskan Injilnya:

1.  Matius ingin membuktikan bahwa Yesus adalah betul-betul Mesias bangsa Yahudi. Itulah sebabnya Matius membuka Injilnya dengan bukti genelogi atau silsilah Tuhan Yesus sebagai keturunan Abraham, Daud dan sebagainya. Pernyataan tentang Yesus anak Daud dalam Injil Matius diulang sampai 6 kali.

2.  Matius ingin menunjukkan kepada orang Yahudi bahwa mereka sebetulnya umat Allah yang benar adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Umat Allah inilah yang disebut dengan gereja (Mat. 16:18; 18:17; 24:14).

3. Matius ingin menganjurkan kepada orang yang telah menerima Kristus, untuk mengabarkan kedatangan Kristus ke seluruh dunia. [8]

4.   Matius ingin menekankan bahwa orang Yahudi tidak perlu lagi menantikan kedatangan Mesias yang melepaskan mereka dari kesesakan, karena Mesias telah lahir dalam diri Yesus Kristus yang menggenapi segala janji Allah itu. Itulah sebabnya, Injil Matius menitikberatkan pada kegenapan Perjanjian Lama tentang diri Yesus Kristus (Mat. 2:17-18; 3:15; 4:14; 5:17).[9]

1.5.         Garis-garis Besar Injil Matius

Adapun garis-garis besar Injil Matius berdasarkan pemaparan yang diberikan oleh Yusak B. Hermawan adalah sebagai berikut:[10]

I.                   Pendahuluan (1:1-4:11)

1.      Silsilah (1:1-17)

2.      Kelahiran (1:18-2:23)

3.      Baptisan (3:1-17)

4.      Pencobaan (4:1-11)

II.                Karya Tuhan yesus di Galilea (4:12-18:35)

1.      Pendahuluan (4:12-25)

2.      Khotbah di bukit (5:1-7:27)

3.      Mujizat Yesus (8:1-9:38)

4.      Khotbah pengutusan (10:1-42)

5.      Berita pelayanan Yesus (11:1-12:50)

6.      Perumpamaan Yesus (13:1-52)

7.      Berita pelajaran Yesus (13:53-17:27)

8.      Pengajaran Jemaat Allah (18:1-35)

III.             Karya Tuhan Yesus di Yudea (19:1-28:20)

1.        Berita pelayanan Yesus (19:1-22:46)

2.        Pengajaran akhir zaman (23:1-25:46)

3.        Penyaliban Yeus (26:1-27:66)

4.        Kebangkitan Yesus (28:1-15)

5.        Perintah memberitakan Injil (28:16-20)

1.6.         Alamat Injil Matius

Papias mengindikasikan bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani. Karena itu, jelaslah bahwa Injil Matius dialamatkan kepada orang Ibrani. Dalam Injil itu, Matius tidak menjelaskan arti adat-istiadat orang Yahudi karena orang Yahudi mengetahuinya dengan jelas sehingga tidak perlu dijelaskan lagi (15:2; 23:5). Banyak kutipan Perjanjian Lama dalam Injil ini juga menunjukkan bahwa pembaca Injil ini adalah orang yang mengetahui Perjanjian Lama. Dalam Injil ini juga memakai istilah “kerajaan sorga” bukan “kerajaan Allah”. Hal ini berkaitan dengan orang Yahudi yang segan menyebut nama Allah, mengingat Hukum Ketiga.[11]

1.7.         Tema-tema Teologis Injil Matius

Kerajaan Allah merupakan tema penting dalam Injil Matius. Kata Kerajaan Allah dalam Injil Matius dipakai hanya 5 kali, dan selanjutnya sebanyak 32 kali Matius menggunakan istilah Kerajaan Sorga. Secara keseluruhan digunakan kata basileia yang berarti “kerajaan” hampir 150 kali. Pemakaian kata kerajaan sorga dipakai oleh Matius karena dalam pemahaman orang Yahudi nama Allah itu dipandang terlalu suci untuk disebutkan. Yesus menggunakan dua istilah kerajaan sorga sama dengan kerajaan Allah yang memiliki arti sama.[12]

1.8.         Daftar Pustaka

Brotosudarmo, Drie S. Pengantar Perjanjian Baru: Memahami Penulis, Tahun Penulisan, Maksud dan Tujuan Masing-masing Kitab dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Andi, 2017.

Drane, John, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.

Hananto, Tri (Ed.), Antologi Exsequendum Didaktik: Teologi Praktika dan Pendidikan Agama Kristen Jilid-I. Kelele: Pustaka Star’s Lub, 2021.

Hermawan, Yusak B. My New Testament: Menjelajah Dunia Perjanjian Baru untuk Memahami dan Mendalami Kitab-kitab di Perjanjian Baru. Yogyakarta: Andi, 2010.

Prodjowijono, Suharto, Manajemen Gereja: Sebuah Alternatif. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Rukiyanto, B.A. Mengenal Yesus Kristus. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2022.

Wiyono, Gatut, Tema-tema Pilihan: Eksposisi Injil Matius. Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021.


[1] Suharto Prodjowijono, Manajemen Gereja: Sebuah Alternatif (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 2.

[2] B.A. Rukiyanto, Mengenal Yesus Kristus (Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2022), 23.

[3] John Drane, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 192.

[4] Gatut Wiyono, Tema-tema Pilihan: Eksposisi Injil Matius (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), 1.

[5] Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru: Memahami Penulis, Tahun Penulisan, Maksud dan Tujuan Masing-masing Kitab dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Andi, 2017), 166.

[6] Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru: Memahami Penulis, Tahun Penulisan, Maksud dan Tujuan Masing-masing Kitab dalam Perjanjian Baru, 168.

[7] Yusak B. Hermawan, My New Testament: Menjelajah Dunia Perjanjian Baru untuk Memahami dan Mendalami Kitab-kitab di Perjanjian Baru (Yogyakarta: Andi, 2010), 41.

[8] Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru: Memahami Penulis, Tahun Penulisan, Maksud dan Tujuan Masing-masing Kitab dalam Perjanjian Baru, 170.

[9] Yusak B. Hermawan, My New Testament: Menjelajah Dunia Perjanjian Baru untuk Memahami dan Mendalami Kitab-kitab di Perjanjian Baru, 40.

[10] Yusak B. Hermawan, My New Testament: Menjelajah Dunia Perjanjian Baru untuk Memahami dan Mendalami Kitab-kitab di Perjanjian Baru, 44.

[11] Yusak B. Hermawan, My New Testament: Menjelajah Dunia Perjanjian Baru untuk Memahami dan Mendalami Kitab-kitab di Perjanjian Baru, 40-41.

[12] Tri Hananto (Ed.), Antologi Exsequendum Didaktik: Teologi Praktika dan Pendidikan Agama Kristen Jilid-I (Kelele: Pustaka Star’s Lub, 2021), 115-116.

Add your comment