BAHAN KHOTBAH EPISTEL MINGGU 13 NOVEMBER 2022 “HARI TUHAN AKAN TIBA” LUKAS 21:7-19
PENDAHULUAN
Perikop ini merupakan pasal-pasal akhir dalam kitab
Yudas tepat sebelum Yesus Kristus dikhinanati oleh Yudas dan akhirnya
ditangkap, disalibkan, mati dan dikuburkan, lalu kemudian bangkit dan naik ke surga.
Boleh dikatakan bahwa ini merupakan nasihat yang Yesus berikan kepada
murid-murid-Nya sebelum ia benar-benar menyelesaikan pelayanan-Nya di dunia
ini. Nasihat Yesus ini adalah untuk mempersiapkan pekerjaan yang akan
diteruskan oleh para rasul. Sehingga nasihat Yesus ini juga menjadi nasihat
bagi kita dalam penantian kita terhadap kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Ada
ungkapan yang mengatakan bahwa apa yang kita lakukan sekarang akan mempengaruhi
apa yang kita dapatkan pada akhirnya. Maka penekanan terhadap nasihat Yesus ini
adalah untuk apa yang kita lakukan sekarang, bukan untuk yang kita lakukan di
masa-masa yang akan datang ketika Tuhan datang. Untuk itu mari kita hidupi
panggilan firman ini saat ini juga, dan sekarang juga.
PENJELASAN NATS
Peringatan yang Yesus berikan pertama kali ketika
para murid mempertanyakan waktu kedatangan hari Tuhan, bukanlah menjawab waktu,
tetapi memberikan peringatan agar tetap waspada. Terhadap apa kita perlu
mempersiapkan diri? Dalam perikop ini dijelaskan beberapa hal:
Pertama, Kita harus waspada terhadap ajaran Sesat
(Ay. 8). Ini menjadi hal pertama yang diingatkan oleh Yesus agar kita hindari,
sebab sedari jaman para rasul hingga sekarang pun selalu ada banyak
pengajaran-pengajaran sesat yang membuat kita bingung dan membuat kita lari
dari kebenaran firman. Sehingga yang harus kita lakukan adalah harus senantiasa
hidup di dalam ajaran yang benar. Ajaran yang benar adalah ajaran yang benar-benar
dilandaskan pada Alkitab sebagai kebenaran bagi kehidupan orang Kristen.
Jikalau kebenaran itu lari dari firman Allah yang tertulis dalam Alkitab, maka
berhati-hatilah terhadap penyesatan itu. Ada banyak contoh pengajaran sesat
belakangan ini. Misalnya teologi kemakmuran yang mengatakan bahwa orang Kristen
tidak akan pernah kesusahan dan menderita, bahwa orang Kristen akan selalu
hidup senang. Jika ia kesulitan dalam hal ekonomi, kesehatan, dan hal lainnya,
maka Allah sedang menjauh darinya dan dia kurang beriman dan berdoa. Ajaran
seperti ini haruslah kita jauhi. Ada juga ajaran yang mengatakan bahwa Yesus
itu hanyalah ciptaan Allah, tetapi sedikit lebih istimewa dibandingkan manusia
biasa. Ajaran ini harus kita tolak sebab Yesus Kristus adalah Tuhan, juruselamat,
dan ia tidak diciptakan. Kiranya Tuhan menjauhkan kita dari ajaran-ajaran yang
demikian.
Kedua, Kita
harus siap menderita (Ay. 12). Yesus segera mengingatkan tentang persiapan
kedua, bahwa sebelum maranatha tiba, sebelum Yesus datang untuk kedua kalinya,
orang Kristen pasti akan mengalami kesulitan dan pergumulan. Apa yang dikatakan
Yesus ini sebenarnya sudah terjadi dari masa para rasul, bahwa mereka disiksa,
dibunuh, dikejar, diasingkan dari lingkungan, dan berbagai macam penderitaan
yang mereka alami sampai dilarang untuk berkumpul, bersekutu dan beribadah.
Yesus mengingatkan ini agar kita benar-benar mengetahui panggilan kita, bahwa
orang Kristen adalah pengikut Kristus yang memikul salib. Menjadi Kristen tidak
berarti kita bebas dari penderitaan, tetapi justru sebaliknya. Kita dipanggil
untuk ikut menderita sebagai Kristus, dan menghadapi penderitaan kita hingga
kita menang terhadap penderitaan itu.
Ketiga, Kita harus siap dibenci demi iman Kristen (Ay.
17). Ini menjadi peringatan Yesus yang cukup penting. Ada ungkapan yang
mengatakan “sisogo do halak na manghatindakkon na sintong”. Yesus menyadari
bahwa dalam pelayanan-Nya, ia mendapat penolakan dan bahkan dibenci oleh
sekampungnya, sebangsanya, dan bahkan sesukunya. Inilah yang juga diperingatkan
oleh Yesus bahwa kita sebagai orang percaya akan mengalami penderitaan dan
kebencian dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Dan, ketika kita
menyampaikan kebenaran, bahkan orang yang seiman dengan kita pun kadang kala
mau membenci kita. Ini adalah fakta yang dialami oleh jemaat mula-mula bahwa
mereka dibenci oleh keluarganya hanya karena mereka menerima Kristus sebagai
juruselamat. Memang bagi yang tidak percaya salib adalah kebodohan, tetapi bagi
orang-orang percaya, salib adalah perdamaian manusia dengan Allah.
APLIKASI
Jika ingin tetap di dalam pengajaran yang benar,
Alkitab adalah satu-satunya sumbernya. Alkitab menjadi penuntun kita terhadap
kebenaran sejati, yaitu Kristus Yesus. Pertanyaannya, berapa kali seminggu kita
ingin rindu kepada kebenaran firman?
Ketika kita menyadari bahwa Kristus dalam
memberitakan kebenaran dan kabar baik, yang diteruskan oleh para rasul dan oleh
semua orang Kristen mula-mula, mereka semua dibenci oleh mereka yang tidak
menerima Kristus, maka sebenarnya kita sudah dikuatkan sebab tidak hanya kita
yang mengalami penderitaan itu. Hanya saja, sudah berapa kali kita rela
menyangkal kebenaran hanya demi diterima di lingkungan?
Sebagai orang percaya dan sebagai satu jemaat, satu persekutuan, kasih Kristus harus menjadi dasar. Bertolong-tolonglah menanggung beban. Salah satu contohnya adalah persembahan untuk kegiatan diakonia gereja. Agar melalui itu kita bisa membantu anggota jemaat yang saling membutuhkan. Jangan lupa, saling menasehatilah kita satu dengan yang lain, bukan untuk mempermalukan, tetapi untuk saling memperlengkapi sebagai satu anggota tubuh Kristus.