Epistel Minggu 13. Set Trinitatis (25 Agustus 2024) Ep: Mazmur 34:16-23 "KUAT DI DALAM TUHAN" - Duc In Altum

Klik Ikuti

Epistel Minggu 13. Set Trinitatis (25 Agustus 2024) Ep: Mazmur 34:16-23 "KUAT DI DALAM TUHAN"

 


Epistel Minggu 13. Set Trinitatis (25 Agustus 2024)

Ep:      Mazmur 34:16-23

KUAT DI DALAM TUHAN

PENDAHULUAN

Mazmur Daud selalu beranjak dari keresahan dan pengalaman hidup pribadinya. Inilah yang menjadi inspirasi baginya menggubah setiap lirik-lirik mazmur ketika menghadapi setiap situasi, secara khusus dalam kesulitan. Pengakuan itu setidaknya dinyatakannya dengan jelas di sini dengan kalimat “Kemalangan orang benar banyak,….” (ay.20). Kemalangan (Ibr. Ra’a) memiliki arti lebih dari sekedar kemalangan. Ini dapat juga berkenaan dengan pengalaman yang menyakitkan, bencana, malapetaka, penderitaan, permasalahan, kesengsaraan, ketidakpuasan, kecemasan, keterpurukan. Bukankah ini semua merupakan wujud dari sumber kesedihan manusia? Daud dengan tegas mengatakan orang benar sekalipun pasti akan menghadapi kesulitan-kesulitan ini. Menariknya, Daud akhirnya mengenal Tuhan dengan baik justru dalam pergumulan dan kemalangannya. Memang kadang kala, pengenalan kita akan Tuhan akan melalui jalan yang begitu sulit. Pengenalan kita akan Dia sering sekali harus melalui duka, kesulitan, kekurangan. Inilah yang menjadi letak keunikan hidup menjadi seorang Kristen. Hal serupa juga terjadi kepada Ayub di dalam pergumulan panjang dan hebatnya. Barangkali kita pun akan sulit membayangkan situasi Ayub pada saat itu. Segalanya dijungkir-balikkan. Ia yang semula memiliki segalanya harus menjadi orang yang kehilangan segalanya. Alih-alih mendapat penghiburan dari rekan sejawatnya, dalam percakapan yang dibangun Ayub justru mendapatkan penghakiman. Tetapi dalam diskusi panjangnya bersama-sama dengan sahabat-sabahatnya dan juga dengan Tuhan, sebuah pengakuan iman luarbiasa terucap dengan tegas. Ayub mengatakan “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayb.42:5). Tema kali ini mengajak kita untuk kembali merenungkan makna “Kuat di dalam Tuhan” di tengah pergumulan dan kesulitan. Kata “beserta/bersama” memiliki peranan penting. Kekuatan menghadapi pergumulan hanya akan diperoleh mereka yang hidup di dalam Tuhan, dan Tuhan beserta dengan mereka. Ini bukanlah konsep abstrak. Konsep ini telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus “Sang Immanuel” yang artinya Allah beserta kita. Yesus Kristus pun sudah menjanjikan bahwa “Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman” (Mat.28:20). 

PENJELASAN NAS

Melalui perikop kali ini dalam terang tema “Kuat di dalam Tuhan”, kita akan melihat bagaimana Daud mampu menghidupi tema dalam melewati setiap permasalahan.

Ayat 16-17: Hidup dalam Kebenaran. Konsep “beserta” perlu ditegaskan sekali lagi di sini. Kekuatan dalam menghadapi kesulitan hanya akan diperoleh orang percaya ketika dia hidup di dalam Tuhan, dan Tuhan beserta dengannya. Daud menyatakan “mata TUHAN tertuju kepada orang benar…wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat…” (ay.16-17). Daud memberikan dua perbandingan kehidupan manusia di sini. Satu hidup benar sementara satu lagi hidup dalam kejahatan. Perbandingan ini juga terjadi pada sikap Allah terhadapnya. Kepada orang benar, TUHAN memberikan perhatian dan mendengar, sementara kepada orang jahat TUHAN berbalik menentang (melawan). Allah berkenan kepada orang benar. Untuk itu ditegaskan kepada kita agar mengikuti jalan dan cara hidup yang benar sebagaimana yang Allah kehendaki kepada kita setiap orang percaya. Bagi Daud inilah kunci atau rahasia hidupnya yang mampu bertahan dalam penderitaan. Sebab hidup benar akan membuat Allah berkenan kepada kita dan beserta kita. Itulah yang memberikan kekuatan.

 Ayat 18-21: Bebas dari Kesesakan. Barangkali semua orang sepakat bahwa pergumulan dan kesulitan mampu melemahkan. Itulah mengapa kita sering mengatakan situasi sulit sebagai “kesesakan”. Permasalahan mampu membuat pikiran runyam, jiwa tidak tenang, hati penuh kegelisahan, semangat luntur, dan bahkan kesehatan menurun. Daud juga menyadari ini dan menggambarkan itu dalam gubahannya. Ayat 18-21 menjadi sebuah refleksi untuk meyakinkan pendengarnya yakni mereka yang mengalami “kesesakan” (Ibr. Tsara) berarti permasalahan, tekanan, kesulitan, himpitan, “patah hati”, dan “remuk jiwanya” (Ibr. Dakka’) berarti penyesalan mendalam karena dosa-dosanya. Situasi yang digambarkan Daud ini benar-benar membuat kita sering sekali lemah dan tak berdaya. Melalui nyanyian ini, Daud hendak memberikan satu kepastian sebagai penghiburan: di dalam Tuhan ada kekuatan sebab Tuhan mampu membebaskan kita dari kesesakan, asal kita mau berbalik kepada-Nya dan menyesal atas dosa dan perbuatan kita.

 Ayat 22-23: Janji dan Ganjaran. Tidak hanya membedakan antara hidup orang benar dibandingkan orang jahat, sikap Tuhan terhadap orang benar dibandingkan orang jahat, ayat 22-23 ini memberikan gambaran tentang janji Tuhan dan ganjaran yang diberikan Tuhan. Daud telah menggambarkan “wajah TUHAN menentang” yang berarti Allah sendiri akan menjadi hakim bagi para pendosa. Ganjaran itu dinyatakan pada bagian akhir Mazmur ini. Hidup orang fasik tidak akan pernah memiliki kekuatan dan pengharapan. Ini adalah ganjaran pastinya. Bukti konkrit sudah begitu banyak di tengah-tengah dunia ini. Orang-orang yang mengandalkan harta, jabatan, popularitas, pada akhirnya tidak akan pernah tahan dari jurang keputusasaan. Sebaliknya, orang benar boleh berpengharapan dan berpegang kepada janji Tuhan yang dinyatakan, antara lain: Ia menjawab doa (ay.5), Ia melindungi (ay.8), Ia mencukupkan (ay.10-11).

 REFLEKSI

Hidup ini memang kadang menyakitkan, tetapi tanpa Tuhan akan jauh lebih mengerikan. Hidup ini memang penuh ketidakpastian, tetapi tanpa iman dan harapan akan menjadi tak tergambarkan. Benar dunia dapat memberikan kemewahan, kesenangan, kegembiraan, tetapi untuk apa terlena pada semua yang fana? Mampukah dunia mengatakan “Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman” sebagaimana yang Yesus katakan? Jikalau demikian, mari tentukan dan tegaskan: Kekuatanku hanya di dalam Dia yang mencipta dan memelihara diriku selalu. Tepis segala keraguan ubah menjadi kepastian. Tepis ketidakberdayaan menjadi kekuatan. Semua itu akan didapatkan di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat.


Add your comment