BAHAN EPISTEL MINGGU 8 SET. TRINITATIS, 21 JULI 2024
“TUHAN MENGGEMBALAKAN
UMAT-NYA”
Ep. Markus 6:30-34
PENDAHULUAN
Perikop
kali ini menceritakan bagaimana Yesus dan para murid-Nya mencoba mengambil
waktu untuk beristirahat sejenak di tempat sunyi. Hal ini adalah sesuatu yang
wajar karena memang padatnya jadwal dan pelayanan yang terjadi pada saat itu.
Diceritakan kepada kita bahwa karena banyaknya orang yang datang silih
berganti, Yesus dan para murid bahkan tidak memiliki waktu untuk makan.
Meskipun Yesus dan murid-murid berencana untuk beristirahat sejenak,
orang-orang banyak tetap saja mengejar Yesus. Begitu mereka mengetahui ke mana
tujuan Yesus pergi, segera orang banyak itu mengambil jalan darat untuk
mendahului rombongan Yesus ke tempat tujuan itu. Dari cerita ini juga kita
mengetahui bahwa orang banyak itu memang tiba terlebih dahulu dan menantikan
kedatangan Yesus. Orang banyak itu melakukan hal yang demikian bukan tanpa
sebab dan tujuan. Tidak ada manusia yang ingin melakukan sesuatu yang melelahkan
tanpa tujuan yang pasti. Kira-kira demikian jugalah orang banyak itu. Mereka
rela berlelah-lelah karena tujuannya adalah benar-benar ingin mendengarkan
pengajaran dan melihat kuasa Yesus yang sudah tersohor namanya (Mrk.6:14). Apakah
Yesus marah melihat orang banyak itu? Apakah Yesus mengusirnya? Tentu saja
tidak. Sebaliknya Yesus justru Yesus berbelas kasihan kepada mereka yang tampak
seperti domba yang tidak memiliki gembala. Inilah gambaran yang tepat untuk
menjelaskan tema kali ini, Tuhan menggembalakan umat-Nya.
PENJELASAN NAS
Melalui
perikop ini, kita akan melihat bagaimana Tuhan kita Yesus Kristus menjadi
gembala yang baik bagi umat-Nya. Setidaknya ada dua poin perenungan:
Pertama: Beristirahat seketika (ay.31). Secara utuh dalam pasal 6 ini kita akan
mengetahui bahwa setelah Yesus ditolak di Nazaret, Yesus melanjutkan
perjalanannya dari desa ke desa untuk mengajar. Dia juga mengutus para murid
secara kelompok untuk melakukan pelayanan. Keadaan yang demikian tentu saja
membuat mereka merasakan kelelahan. Melihat kondisi itu, Yesus mengajak para
murid untuk beristirahat seketika. Kita perhatikan, ketika Yesus mengutus para
murid, Dia memperlengkapi mereka terlebih dahulu dengan kuasa dan nasihat
(Mrk.6:7-11). Setelah pelayanan selesaipun, Yesus tetap memperhatikan keadaan
para murid yang sudah lelah dan membutuhkan istirahat tepat setelah para murid
menceritakan perjalana pelayanan mereka. Inilah sifat sejati seorang gembala. “Beristirahat seketika” menjadi gambaran
bagaimana Yesus benar-benar memperhatikan dan mempedulikan. Nas dan tema ini
hendak mengajak kita benar-benar mengimani bahwa Allah itu selalu peduli. Untuk
itu mari beristirahat sejenak. Ceritakan kepada Yesus segala sesuatunya. Jangan
andalkan pikiran dan kekuatan sendiri. Dia Gembala yang baik yang selalu
peduli.
Kedua: Tergerak hati-Nya oleh belas kasihan (ay.34). Kasih selalu menjadi pokok pengajaran dan
dasar tindakan Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya. Ketika kita merasakan
kelelahan dan agaknya ingin menikmati waktu sendiri, bagaimana rasanya ketika
ada orang lain yang datang? Bisa saja kekesalan atau bahkan rasa terganggu yang
kita rasakan. Yesus tidaklah demikian. Alih-alih merasa kesal atau terganggu,
hati Yesus tergerak oleh belas kasihan dan keprihatinan karena orang banyak itu
tampak kelelahan dan seperti domba tanpa gembala (Bnd. Mat.9:36). Dengan
kasih-Nya, Yesus akhirnya memberikan pengajaran kepada orang banyak sesuai
dengan harapan dan tujuan mereka. Pada ayat-ayat selanjutnya Yesus bahkan
memberikan mereka makan karena pada saat Yesus tiba di sana, orang banyak
menanti hingga hari sudah mulai malam. Kasih Kristus memberikan kepuasan bagi
orang banyak itu. Tidak hanya persoalan rohani yakni pengajaran, tetapi juga
persoalan jasmani yaitu makanan. Oleh kasih Kristus itu juga lah kita
memperoleh keselamatan. Itulah mengapa Yesus mengatakan dalam Yohanes 10:11,14
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; dan mengenal domba-dombanya”.
REFLEKSI/KESIMPULAN