BAHAN EVANGELIUM MINGGU 10 SET. TRINITATIS MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN KEJADIAN 39:1-5 - Duc In Altum

Klik Ikuti

BAHAN EVANGELIUM MINGGU 10 SET. TRINITATIS MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN KEJADIAN 39:1-5

BAHAN EVANGELIUM MINGGU 10 SET. TRINITATIS

MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN

KEJADIAN 39:1-5

PENDAHULUAN

Ada banyak sekali bentuk-bentuk berkat yang dapat kita jumpai di tengah-tengah kehidupan ini. Berkat-berkat tersebut tidak hanya berbentuk materi, tetapi juga bisa melalui pekerjaan, kesehatan, keluarga, dan setiap hal yang membuat kita mampu melihat kasih Tuhan sehingga kita mampu untuk senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan. Pada kesempatan kali ini kita hendak belajar dari tokoh Yusuf. Seseorang yang diberkati oleh Tuhan, yang memiliki perjalanan hidup yang sangat rumit. Ia dijual kepada saudagar Mesir oleh saudara-saudaranya, kematiannya dipalsukan, dan ia pada akhirnya menjadi budak di tanah Mesir. Tidak cukup sampai di sana, ketika dia menjadi budak, ia dituduh oleh isteri Potifar dengan mengatakan Yusuf ingin memperkosanya, pada akhirnya ia dipenjara karena tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Begitu pahitnya kisah Yusuf ini, di mana semua kejadian-kejadian itu dia alami dalam runtutan cerita yang berurutan. Akan tetapi pada akhirnya, dalam perjalanan panjang kehidupan Yusuf yang penuh tantangan, pergumulan, penderitaan dan kesesakan itu, ia dipakai oleh Tuhan menjadi berkat bagi bangsa Mesir. Ia diangkat menjadi penguasa di sana. Lalu saat bencana kelaparan panjang menimpa seluruh negeri, Yusuf dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan krisis pangan dan kelaparan di Mesir, bahkan menyelamatkan keluarganya (ayahnya dan saudara-saudaranya yang telah menjual dia).

Dua pelajaran penting yang kita dapatkan dari cerita Yusuf ini adalah: Pertama, Allah sanggup menggunakan segala situasi manusia, baik suka maupun duka untuk menyatakan kasih dan berkat Allah. Kedua, jangan terlalu cepat menyerah dengan situasi apapun. Tuhan mampu mengubahkan hidup kita.

PENJELASAN NATS

Yusuf telah dipakai Tuhan menjadi berkat meski di situasi paling terpuruk sekalipun. Pertanyaannya, mengapa Yusuf dapat menjadi berkat di tanah Mesir?

Pertama, Sebab ia Disertai oleh Tuhan. Pada ayat 2 jelas dikatakan bahwa Tuhan Allah menyertai Yusuf dan membuat berhasil segala pekerjaan tangan yang ia kerjakan. Inilah yang menjadi alasan pertama mengapa Yusuf begitu berhasil dan berjaya di tanah Mesir, meski itu bukanlah tempat dia berasal. Meski konteks keseluruhan Mesir sangat berbeda dengan kampung halamannya, dan statusnya sebagai budak di negeri orang sebenarnya membuat situasi Yusuf sangat sulit. Akan tetapi ia tetap mampu menjadi berkat sebab Allah senantiasa menyertai dia dan berjalan bersama-sama dengan dia. Kita lihat tidak hanya Yusuf dan pekerjaannya yang diberkati oleh Tuhan, tetapi juga di ayat 5 dikatakan bahwa rumah, segala yang dimiliki oleh Potifar juga diberkati oleh Tuhan, sehingga Potifar menyadari bahwa Yusuf benar-benar disertai oleh Tuhan (ay. 3). Poin penting yang harus kita pegang dan imani adalah: Jikalau Tuhan sudah menyertai, pasti Tuhan akan memberkati. Libatkan dan Andalkan Tuhan, dan bergantunglah kepada Tuhan, maka kita akan menjadi berkat juga bagi sesama.

Kedua, Sebab Yusuf Rajin dan Tekun. Situasi Yusuf sudah berada di titik terendah sebenarnya. Ia menjadi budak, yang pada zaman itu ketika menjadi budak, ia telah kehilangan hak nya sebagai manusia seutuhnya. Tetapi tetap saja, Yusuf di tengah-tengah situasi itu bekerja dengan sangat baik sehingga Potifar memberikan dia kuasa atas segala rumah nya dan atas segala yang dimilikinya kepada Yusuf, termasuk ladang-ladangnya. Ini merupakan suatu pekerjaan yang sangat terhormat sebenarnya bagi seorang budak. Memang saat di rumah ayahnya pun, meski ia memiliki banyak saudara yang jauh lebih tua, dia sudah biasa menggembalakan kambing domba (Kej. 37:2). Jadi mental kerajinan dan juga ketekunan Yusuf sudah terbentuk sedari kecil di dalam rumah nya. Poin penting yang kita lihat dari sosok Yusuf ini adalah konsep oraet la bora. Berdoa sambil bekerja. Tidak akan ada berkat yang dirasakan oleh orang-orang yang hanya tidur, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna dan hidup dalam kemalasan.

Ketiga, Sebab ia memiliki moral yang baik dan teruji. Selain Yusuf disertai oleh Tuhan dan juga dia adalah pribadi yang rajin, Yusuf juga adalah pribadi yang memiliki moral yang sangat baik. Dari ayat 5-6 kita bisa melihat bahwa Yusuf menjadi tangan kanan Potifar, orang yang paling dipercayai oleh Potifar. Tetapi di tengah-tengah kekuasaan yang diberikan kepadanya di rumah itu, ia tetap rendah hati dan tidak menyelewengkan kekuasaannya. Yusuf juga adalah pribadi yang taat. Hidup dalam penyertaan Tuhan, adalah hidup yang taat. Yusuf taat dan benar-benar takut akan Tuhan dalam situasi apapun. Bahkan ketika isteri Potifar menggodanya, ia tetap teguh dalam kebenaran. Yusuf luar biasa dalam rohani nya, luar biasa dalam attitude nya, dan luar biasa dalam mengerjakan pekerjaannya. Inilah kunci untuk merasakan berkat Tuhan.

Kempat, Sebab Yusuf dapat dipercaya. Ayat 5-6 menegaskan bahwa Yusuf adalah pribadi yang dapat dipercaya sehingga Potifar dengan senang hati mempercayakan segala hartanya kepada Yusuf. Inilah menjadi poin penting terakhir mengapa Yusuf dapat menjadi berkat di dalam Tuhan. Bahkan di dalam dunia pekerjaan sekarang, sikap ini menjadi poin paling utama yang harus dimiliki oleh calon pekerja. Di rumah tangga sekalipun, inilah salah satu pondasi kuat perumahtanggaan. Pertanyaannya, apakah suami masih dapat dipercaya oleh isteri dan anak? Apakah isteri masih dapat dipercaya oleh suami dan anak? Apakah anak masih dapat dipercaya oleh orang tuanya? Berkaca dari Yusuf, orang yang takut akan Tuhan, orang yang sadar hidupnya adalah di dalam penyertaan Tuhan, maka ia akan menjadi orang yang bisa dipercaya.

REFLEKSI

Yusuf, seorang budak belian, kelak menjadi pemimipin bangsa Mesir, dan akan menjadi penyelamat bangsa itu beserta keluarganya dari bencana kelaparan. Yusuf menjadi berkat di dalam Tuhan, sebab ia benar-benar mau hidup di dalam Tuhan. Jadi, kita sudah mendapatkan kunci untuk menjadi berkat di dalam Tuhan, yaitu: Pertama, Hidup taat dan takut akan Tuhan. Kedua, memiliki attitude yang baik sebagai buah ketaatan itu. Ketiga, bekerja dengan rajin dan tekun, dapat dipercaya, selalu rendah hati, selalu melakukan pekerjaan dengan setulus hati dan sebaik-baiknya. Iman yang teguh+takut akan Tuhan+rajin bekerja = BERKAT TUHAN DAN PENYERTAAN TUHAN.

Add your comment