BAHAN EVANGELIUM MINGGU 9 SET. TRINITATIS MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH MATIUS 14:13-21 - Duc In Altum

Klik Ikuti

BAHAN EVANGELIUM MINGGU 9 SET. TRINITATIS MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH MATIUS 14:13-21

BAHAN EVANGELIUM MINGGU 9 SET. TRINITATIS

MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH

MATIUS 14:13-21

PENDAHULUAN

Dalam rangkaian cerita perikop ini, kita akan melihat bagaimana perjalanan Yesus dengan para Murid dan kita juga akan menemukan satu karya dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mencari Dia. Mujizat itu menjadi satu peristiwa yang sering diajarkan kepada kita di saat Sekolah Minggu, yaitu Yesus memberi makan lima ribu orang. Bahkan cerita tentang Yesus yang satu ini sampai dijadikan lagu anak-anak Sekolah Minggu untuk menceritakan betapa luar biasanya Kuasa Yesus. Hanya dengan lima roti dan dua ikan yang dimiliki oleh mereka, itu kemudian dibawa ke hadapan Yesus untuk diberkati dan didoakan, lalu kemudian makanan dibagikan kepada lima ribu orang laki-laki – perempuan dan anak-anak tidak termasuk ke dalam hitungan – agar mereka makan, dan makanan itu bersisa 12 bakul. Tema kali ini adalah “Makanan dan Minuman adalah Pemberian Allah”. Melalui cerita Yesus ini, kita akan melihat bagaimana Allah adalah Allah yang memelihara dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh manusia. Allah adalah Allah yang maha menyediakan dan memberkati manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari, terutama kebutuhan pokok kita untuk menjalani kehidupan kita.

PENJELASAN NATS

Penekanan dalam perikop kita kali ini di minggu 9 set. Trinitatis ini adalah bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat dan kasih karunia, dan Tuhan adalah sumber dari pemenuhan kebutuhan hidup yang kita terima hingga saat ini. Kita perhatikan:

Ayat 13-14. Yesus sebenarnya berniat untuk mengambil waktu untuk menyendiri ke suatu tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian dan menyingkir setelah mengetahui tentang pikiran Herodes yang mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit dari kematian. Namun orang banyak mengetahui tujuan Yesus dan mengikuti dia mengambil jalan darat. Maka ketika Yesus melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan sehingga Yesus menyembuhkan mereka yang sakit dan mengajar mereka tentang kerajaan Allah (Mat. 14:14; bnd. Mrk. 6:34; Luk. 9:11). Kita perhatikan, belas kasihan Yesus melihat orang banyak yang menemui dia seperti domba yang tidak memiliki gembala (Mrk. 6:34) merupakan bentuk kasih Allah untuk memelihara dan memedulikan umat-Nya. Belas kasihan Allah menjadi dasar atas berkat dan anugerah yang diterima oleh manusia, meski manusia sering mendukakan hati Allah. Karena begitu besar kasih Allah (Yoh. 3:16), maka Allah menganugerahkan kehidupan dan keselamatan kepada Manusia. Belas kasihan Yesus sebagai Gembala yang Baik mendorong Yesus untuk memberikan pemenuhan kebutuhan bagi domba-dombanya. Kasih Allah yang dilakonkan oleh Yesus menegaskan bahwa Allah adalah sumber segala berkat dan kasih karunia, termasuk kebutuhan pokok yang telah kita terima disepanjang kehidupan kita.

Ayat 15-18. Oleh belas kasihan Kristus kepada orang banyak, maka Yesus memberikan pelayanan kesembuhan bagi yang sakit, memberikan pengajaran yang benar tentang Kerajaan Allah, Yesus juga memberikan orang banyak itu makan karena hari sudah mulai malam. Ada dua hal yang harus kita perhatikan, pertama, respon para murid. Ketika Yesus mengatakan agar mereka memberi orang banyak itu makan, para murid merasa tidak sanggup sebab melihat jumlah orang yang sangat banyak itu sehingga mengatakan kepada Yesus untuk menyuruh mereka pergi mencari makanan dan penginapan bagi mereka. Respon para murid (ay. 15+17) menggambarkan bagaimana rasa kuatir manusia dalam menghadapi pergumulan yang kita rasa sangat besar. Ada rasa kuatir dan takut dalam menghadapi pergumulan. Maka, hal kedua yang kita lihat dalam dialog ayat 15-18 adalah jawaban Yesus atas perkataan para Murid. Jawaban Yesus di ayat 18 “bawalah kepada-Ku” menegaskan agar setiap permasalahan yang kita hadapi di tengah-tengah kehidupan ini kita bawa kepada Tuhan, menyerahkannya kepada Tuhan dan mengizinkan Tuhan turut bekerja. “marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat” (Mat. 11:28).

Ayat 19-21. Pada saat Yesus mengucap berkat dan memecahkan roti, Yesus memberikannya kepada para murid, lalu merekalah yang membagi-bagikan roti itu kepada orang banyak. Kita perhatikan, Allah adalah sumber berkat, tetapi manusia menjadi alat penyalur berkat. Cara Yesus yang melibatkan para murid setelah Yesus memberkati makanan itu merupakan suatu panggilan bagi kita bahwa yang Allah kehendaki adalah, sebagai orang yang telah diselamatkan ktia harus terlibat dalam pekerjaan kasih Allah. Kita dipanggil untuk menyatakan kasih Allah di tengah-tengah dunia ini kepada sesama kita. Yesus ingin mengajarkan kepada para murid dan kepada kita juga tentang bagaimana seharusnya kita hidup dalam pimpinan kasih Tuhan. Memiliki rasa simpati dan empati dan mendorong sikap yang mau menolong. Untuk itu kita sebagai orang percaya diingatkan kembali, bahwa Allah adalah sumber berkat, tetapi kita adalah alat penyalur berkat.

APLIKASI

Makanan dan minuman adalah pemberian Allah. Kehidupan dan keselamatan adalah pemberian (anugerah) Allah. Melalui nats ini kita diingatkan, segala sesuatu yang kita terima adalah wujud kasih dan pemeliharaan Allah. Bahwa Dia lah sumber segala berkat dan rahmat. Bahwa oleh kasih-Nya kita dibawa kepada pengenalan akan Allah yang benar, pemulihan dari permasalahan dan pergumulan, pemeliharaan Allah atas kehidupan kita. Untuk itu datanglah kepada Allah Sang Sumber segala sesuatu. Serahkanlah segala kuatirmu, dan biarkan Allah turut bekerja. Untuk itu, sebagai orang-orang yang telah mengecap, menerima dan melihat kasih Allah, marilah menjadi penyalur berkat bagi sesama, hiduplah dalam kasih yang saling menolong, membantu, menopang baik dalam keluarga, pekerjaan, lingkungan sosial dan persekutuan Gereja. Kasih Kristus menyertai kita.

Add your comment