PENDAHULUAN
Kitab
Keluaran 19 ini merupakan suatu rangakaian cerita utuh tentang bagaimana bangsa
Israel pada akhirnya mendapatkan hukum yang langsung diberikan Tuhan kepada
mereka melalui Musa, pemimpin mereka yang dapat kita baca mulai dari pasal 19
samapi pasal 32. Selain daripada pemberian hukum Taurat Allah kepada bangsa
Israel, pasal 19 ini juga mencatatkan tentang bagaimana penetapan perjanjian
yang dibuat dan disepakati oleh Allah dan bangsa Israel yakni bangsa Israel
akan menjadi umat Allah dan Allah akan menjadi satu-satunya Allah bagi bangsa
Israel (Ay. 6-7). Panggilan tema kita kali ini adalah “Setia Melakukan Firman
Tuhan”. Dalam Evangelim dan Epistel kita minggu ini, yang paling ditekankan di
sini adalah tentang “perbuatan” yakni melakukan Firman Tuhan. Sebagaimana yang
tertulis dalam Yakobus 2:14-17 yang diberi perikop Iman tanpa Perbuatan pada
hakekatnya adalah mati, inilah yang menjadi penekanan khusus Yakobus bahwa ada
kaitan antara iman dan perbuatan. Tetapi agar jangan salah paham, mari kita
renungkan sejenak. Tema pada minggu pertama setelah Trinitatis adalah Diselamatkan karena Iman, dan pada
minggu kedua setelah Trinitatis ini Tema kita adalah Setia Melakukan Firman Tuhan. Dari tema minggu lalu dan minggu ini
jelaslah bahwa sebenarnya:
- Iman tanpa perbuatan yang dimaksud Epistel kita adalah orang yang telah diselamatkan haruslah menunjukkan buah keselamatannya dan satu-satunya cara menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang telah diselamatkan adalah dengan meneladani Kristus dalam setiap perilaku dan perbuatan kita (Sebab pohon yang baik diketahui dari buahnya-bnd. Luk. 6:44-45).
- Kita berbuat baik bukan untuk diselamatkan, tetapi kita berbuat baik sebab kita telah diselamatkan. Kita saling mengasihi, sebab Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita (1 Yoh. 4:19).
- Mengikut Tuhan dan setia dengan iman kepada Kristus adalah sebuah komitmen dan keputusan (Kel. 19:8). Adalah keputusan bangsa Israel untuk mau taat dan setia kepada Allah dan segala perintah-Nya.
PENJELASAN NATS
Tugas dan
panggilan kita sebagai orang percaya pada minggu ini melalui firman Tuhan ini
adalah menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan yang setia di dalam kehidupan kita.
Tugas panggilan ini adalah tugas panggilan yang penuh sukacita, sebab Yesus
mengatakan orang yang berbahagia adalah orang yang mendengarkan firman Allah
dan yang melakukannya (Luk. 11:28).
Pertanyaan bagi kita sebagai perenungan akan nats yang baru kita baca adalah: Mengapa kita harus setia melakukan firman Tuhan? Berdasarkan Keluaran 19:1-8 ini, ada beberapa jawaban:
Pertama, Sebagai tanda kesungguh-sungguhan (Ay. 5). Pada perikop ini dijelaskan tentang bagaimana Allah menampakkan diri di gunung Sinai, di mana pada ayat ketiga dijelaskan Musa naik ke gunung Sinai untuk menghadap Allah dan kemudian Allah meyampaikan suatu pesan agar Musa meneruskan pesan ini kepada bangsa Israel yang mengatakan suatu janji yang sangat luarbiasa, yakni bangsa itu akan menjadi harta kesayangan Allah dengan satu syarat, yaitu jika bangsa itu mau bersungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan dan berpegang teguh dengan perjanjian Allah. Sebelum Allah meminta kesungguhan hati bangsa Israel, di ayat 4 Allah terlebih dahulu menegaskan betapa besar, hebat dan dahsyatnya perbuatan Allah kepada bangsa itu ketika mereka keluar dari Tanah Mesir. Melalui penegasan ini, Allah ingin menunjukkan bahwa adalah sebuah keputusan yang benar untuk kita bersungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan dan berpegang teguh pada perjanjian Tuhan sebab Allah lah yang empunya seluruh bumi. Jadi kesetiaan kita untuk mau melakukan firman Tuhan ini, adalah wujud kesungguh-sungguhan kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah, sang Khalik langit dan bumi.
Kedua, Sebab kita telah dikuduskan bagi Allah (Ay. 6). Alasan kedua mengapa kita harus setia melakukan firman Allah di dalam kehidupan kita adalah karena Allah dengan bangsa Israel telah mengikat suatu perjanjian yang kekal, bahwa Allah akan menjadi Allah mereka, dan bangsa Israel akan menjadi umat yang dikuduskan oleh Allah. Pertanyaannya, apakah perjanjian Allah ini berlaku bagi kita pada saat ini? Jawabannya adalah tentu saja berlaku. Mengapa? Sebab kita juga telah dimateraikan di dalam perjanjian dengan Allah di dalam diri Yesus Kristus sebagai juru damai antara Allah dan manusia dan sebagai juruselamat manusia. Jadi kita ini adalah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah (1 Petrus 2:9). Untuk itu kita dipanggil agar tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:2), dan menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13-14).
Ketiga, Sebagai Keputusan dan Respon Iman kepada Allah (Ay. 8). Ini adalah alasan ketiga mengapa kita harus setia melakukan firman Tuhan di dalam kehidupan kita, sebab segala perbuatan baik, segala persembahan, adalah respon iman terhadap anugerah dan berkat Allah yang senantiasa kita rasakan di dalam kehidupan kita, terlebih oleh keselamatan yang kita terima. Oleh karenanya kita senantiasa dipanggil untuk selalu merespon anugerah Tuhan itu dengan ucapan syukur (Rm. 12:1), mempersempahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan sebagai ibadah kita yang sejati. Untuk itu, di sini juga kita diajak agar senantiasa diperbaharui di dalam iman untuk menundukkan kehendak kita sebagai manusia di bawah kehendak Allah sang pencipta. Sebagaimana yang dikatakan orang Israel merespon panggilan dan perjanjian Allah, mereka memutuskan dan memberi respon di ayat 8 dengan mengatakan “segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan”.
REFLEKSI
Sebagai seorang Kristen, panggilan untuk setia untuk melakukan firman Tuhan adalah suatu panggilan yang memang wajib untuk kita lakukan di dalam kehidupan kita. Sebab kita yang dahulu seharusnya mati oleh karena dosa dan kejahatan kita (Rm. 3:23) kini memperoleh anugerah penebusan dan keselamatan yang dari Yesus Kristus. Kita yang dahulu hidup oleh diri kita sendiri, kini kita menjadi hidup di dalam Yesus Kristus (Yoh. 15:10) dan sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus dalam Galatia 2:20 dikatakan bahwa “hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus dalam ku”. Kristuslah yang hidup di dalam kita, dan hidup kita haruslah mencerminkan Kristus.