Minggu 25 Juni 2023 MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB Ev. Matius 10:32-39 - Duc In Altum

Klik Ikuti

Minggu 25 Juni 2023 MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB Ev. Matius 10:32-39

 Minggu 25 Juni 2023

MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB

Ev. Matius 10:32-39

PENDAHULUAN

Dalam Roma 10:9, dua hal ini dinyatakan sebagai sesuatu yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen di tengah-tengah dunia ini, yaitu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dengan hati bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Yesus menegaskan dan menekankan bahwa barangsiapa yang mengakui Dia di depan manusia, maka Yesus akan mengakuinya di depan Bapa, dan begitu juga sebaliknya. Pasal 10 perikop kita ini merupakan cerita yang berisi Yesus memanggil keduabelas rasul serta Yesus mengutus mereka. Pengutusan itu disertai dengan penjelasan tentang pergumulan, tantangan, permasalahan dan hambatan apa yang akan dialami oleh para murid kelak (10:1-33). Jadi, Poin yang paling utama yang hendak ditekankan oleh Yesus di sini adalah tentang sebuah komitmen iman. Apa komitmen iman yang dimaksud? Komitmen nya adalah tema kita pada hari ini, yakni “Mengikut Yesus dan Memikul Salib”. Komitmen kita adalah bagaimana kita sebagai orang percaya mampu tetap setia dalam iman dan pengakuan kita sebagai orang Kristen di tengah-tengah kehidupan yang sulit, penuh dengan pergumulan dan kejadian-kejadian yang sering membuat kita tidak mengerti dan tak jarang lemah.

PENJELASAN NATS

Firman Tuhan kali ini mengajak kita untuk Mengikut Yesus dan memikul salib. Pertanyaannya adalah, bagaimana seharusnya mengikut Yesus dan memikul salib?

Ayat 34. Pada ayat ini, Yesus terlihat seperti seseorang yang sangat kejam dengan sebuah kalimat kekerasan dan perseteruan. Tetapi mengapa Yesus berkata demikian? Yesus ingin mengubah konsep orang Yahudi. Dalam konsep orang Yahudi, mereka memahami bahwa Mesias akan datang memberikan kelepasan, pembebasan di dunia ini. Kita perhatikan, Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk memberikan kedamaian di bumi, tetapi pedang. Yesus hendak menegaskan bahwa Ia datang dengan kebenaran sejati dari Allah (pedang), yang oleh kebenaran itu Yesus datang untuk memberikan kedamaian yang sejati, yakni perdamaian terhadap perseteruan Allah dengan manusia. Kedatangan Yesus ke dunia ini bukanlah untuk menghapuskan penderitaan, kesusahan, pergumulan dunia, tetapi Yesus datang untuk membawa Kebenaran Firman Allah, pendamaian hubungan kita dengan Allah.

Ayat 35-37. Yesus bukan hendak menghancurkan setiap hubungan rumah tangga, bukan pula menyetujui perceraian, dan bukan juga membuat anak-anak kehilangan orang tuanya. Poin terpenting dalam ayat 35-37 ini adalah “Mengasihi Kristus dengan sungguh” dan “menjadikan Kristus yang utama dan terutama”. Yesus hendak mengatakan kepada para murid-murid-Nya yang telah meninggalkan orangtuanya yang membuat mereka terpisah dengan keluarganya agar benar-benar mengutamakan kasih kepada Kristus. Matius 22:37-39 menjelaskan kita harus mengasihi Allah, lalu kemudian kita juga harus mengasihi sesama kita. Di sinilah prioritas kasih kita diperbaharui. Untuk mampu mengasihi suami dan istri, orang tua dan anak, maka kasih yang berlaku adalah kasih dari Allah (agape). Mengikut Kristus dan memikul salib tak lepas dari hubungan Kasih dan mengasihi. Maka bagi konteks kita saat ini, kasihilah keluargamu sebagaimana Allah mengasihi kita dan kita mengasihi Allah.

Ayat 38-39. Pada ayat 38, Yesus menekankan bahwa ketika kita mau setia untuk memikul salib (pergumulan) nya dalam mengikuti Yesus, maka kita dilayakkan bagi-Nya. Apakah kelayakan itu? Bahwa kita dibenarkan, dikuduskan, ditebus untuk memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal. Dalam ayat 39, kita seolah-olah disuruh untuk tidak peduli dengan nyawa kita. Tentu saja secara jujur manusia sangat takut dengan kematian dan pasti berusa sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan dan kehidupannya. Tetapi yang Yesus maksud di sini bukan supaya kita tidak perlu menyayangi atau bahkan menganggap nyawa kita tidak penting. Tetapi yang hendak Yesus ingatkan pada ayat ini adalah berhubungan dengan “penyangkalan iman”. Ingat, jalan salib itu bukanlah jalan yang mudah. Penuh dengan pergumulan dan penderitaan di tengah-tengah dunia ini. Tetapi jikalau oleh ujian dan pergumulan itu kita pada akhirnya meninggalkan Yesus dalam hidup kita, maka kita akan kehilangan nyawa kita (kematian yang kekal).

APLIKASI

Penjelasan nats di atas membawa kita pada pengaplikasian sikap yang harus kita bangun dalam mengikut Kristus dan memikul salib:

1.      Percayalah kepada kebenaran sejati (dilambangkan sebagai pedang), yakni Yesus Kristus yang telah memperdamaikan kita dengan Allah sehingga kita tidak lagi menjadi seteru Allah.

2.   Jadikanlah kasih Kristus menjadi yang utama dan terutama di dalam hidup kita sebagai dasar kita untuk mengasihi setiap orang.

3.    Dalam perjalanan hidup kita memikul salib dan mengikut Kristus, setialah dan jangan tinggalkan dan sangkal iman.

Mengikut Kristus dan memikul salib adalah tugas orang Kristen yang tidak mudah. Tetapi, Tuhan akan menguatkan kita. Matius 10:30-31, Allah pasti akan memelihara dan menjaga kita, dan pada akhirnya upah yang menanti kita adalah hidup di dalam anugerah kasih Allah di dalam Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus yang menyelematkan dan memberi kehidupan.


Add your comment