“ALLAH MENJAWAB SETIAP PERGUMULAN”
PENDAHULUAN
Konteks pada masa Nehemia adalah ketika
bangsa Israel mulai kembali ke tanah mereka, dan memulai pembangunan kembali
Israel yang sudah hancur dan roboh akibat perang. Pada masa ini mereka berada
dalam masa pemulihan. Akan tetapi, di tengah-tengah ancaman bangsa-bangsa lain
(Lih. Neh. 4), sesuatu yang paling menyakitkan dari penderitaan (pergumulan)
yang dialami oleh bangsa Israel adalah ketika sesama mereka saling mengambil
keuntungan, sesama mereka yang saling menghancurkan. Ketamakan, kekejaman,
keserakahan menjadi musuh utama bangsa itu. Jikalau konteks sekarang, di
tengah-tengah keluarga, sesama keluarga lah yang saling perhitungan dan saling
mengambil keuntungan antara satu dengan yang lainnya. Selain dari pergumulan
ekonomi, sosial, keamanan, dan lainnya yang berasal dari luar, ternyata
pergumulan juga ada yang berasal dari dalam, yakni pergumulan akibat
keserakahan dan ketamakan (Ay. 5). Masalah kebutuhan makanan (Ay. 2), masalah
harta dan kepunyaan (Ay.3), masalah kewajiban-kewajiban dan masalah hutang (Ay.
4) adalah pergumulan yang dihadapi oleh bangsa Israel. Kita pada masa kini juga
seperti itu, meskipun tidak dalam ancaman peperangan seperti konteks Nehemia.
PENJELASAN NATS
Tema nats minggu ini adalah “Allah menjawab
setiap pergumulan”. Pertanyaannya adalah, jika demikian beratnya pergumulan
orang Israel, pada saat kapan kah Allah menjawab pergumulan kita?
Pertama, Ketika mengakui segala pergumulan
(1-5). Di dalam pergumulannya, bangsa Israel menceritakan segenap permasalahan
yang mereka hadapi dengan cara mengeluh kepada pemimpin mereka, yakni Nehemia,
sehingga Nehemia, dengan hikmat Allah mampu menyelesaikan permasalahan. Jika
bangsa Israel mengakui dan mencari jawaban atas pergumulan mereka kepada
Nehemia, maka sebagai orang percaya kemana kah kita harus mengakui segala
pergumulan kita? Jawabannya adalah Tuhan. Langkah pertama agar Allah menjawab
setiap pergumulan kita adalah dengan mengakui pergumulan dan juga permasalahan
yang kita hadapi dalam kehidupan. Nehemia juga, tidak akan mampu menjawab
pergumulan bangsa Israel pada pasal 5 ini, jikalau tidak terlebih dahulu dia
menyampaikan segala permohonannya terhadap tantangannya sebagai pemimpin.
Nehemia 1:1-11, dengan mengaku kemahakuasaan Allah (1:5), mengaku dosa-dosanya
(1:6-7), Nehemia kemudian memohon atas janji Tuhan agar menjawab pergumulannya.
Maka belajar dari Nehemia dan bangsa Israel di pasal 5, langkah pertama agar
Tuhan menjawab setiap pergumulan kita adalah dengan datang kepada Allah,
memohon pertolongan Allah agar dimampukan menghadapi setiap pergumulan, sebab
manusia akan kuat dalam penderitaannya, ketika pengharapannya akan Tuhan hidup.
Kedua, Ketika Takut akan Tuhan (9). Nehemia
adalah sosok pemimpin yang takut akan Tuhan. Selain itu juga, ia adalah sosok
yang sangat mencintai keadilan. Itu sebabnya ketika Nehemia mendengar bahwa ada
bangsa Israel yang tidak berlaku adil terhadap sesamanya, yang berlaku keji dan
tamak terhadap sesamanya, ia menjadi murka. Ini hendak mengingatkan kita, bahwa
gambaran bangsa Israel, bangsa pilihan Tuhan pada masa itu juga ada yang tidak
takut akan Tuhan. Ada juga orang-orang Israel yang masih dikuasai ketamakan,
kerakusan sampai-sampai tega “mengerjai” saudaranya sendiri. Tidakkah begitu
juga gambaran orang Kristen? Matius 26:41 mengingatkan bahwa daging itu lemah.
Gambaran bangsa Israel juga dapat terjadi kepada orang Kristen masa kini.
Sehingga untuk menghindari ketamakan, kerakusan yang menjadi salah satu sumber
pergumulan hidup orang percaya masa kini, berlakulah sebagai orang yang takut
akan Tuhan, dengan demikian kita hidup dengan seturut kehendak Tuhan.
Ketiga, Ketika bertobat dan memuji Tuhan (12).
Apa yang dilakukan Nehemia pada ayat 7 adalah melakukan rekonsiliasi (perbaikan
relasi dan hubungan) dengan memberi nasihat dan kemudian memuji dan memuliakan
Allah pada akhirnya (Ay. 13). Proses inilah yang diperlukan agar Allah menjawab
setiap pergumulan, yakni datang dan memohon, taat, sehingga buah dari ketaatan
adalah pertobatan dan pemuliaan nama Tuhan.
REFLEKSI
Pergumulan tidak akan pernah hilang dari dunia ini.
Sepanjang manusia hidup, sepanjang itu pula ia akan merasakan pergumulan.
Nehemia sebagai pemimpin, maupun orang Israel sebagai umat pilihan Tuhan, juga
mengalami pergumulan. Demikian juga kita, baik pendeta maupun jemaat, laki-laki
atau perempuan, tua ataupun muda, apapun pekerjaan kita, berapapun usia kita,
masalah akan selalu ada. Tapi Satu hal yang pasti, Tuhan yang kita sembah
adalah Tuhan yang hidup. Ia berjanji akan menolong kita dalam pergumulan kita.
Ia akan menolong, tetapi tidak meniadakan pergumulan. Yang Tuhan inginkan
melalui cerita Nehemia, hanya tiga hal, Andalkan Tuhan, datang kepada-Nya, taat
kepada-Nya, hidup dalam pertobatan sesuai kehendak-Nya, maka kita akan
dikuatkan untuk menghadapi setiap pergumulan, sebab Allah menjawab setiap
pergumulan umat-Nya.