Minggu, 19 Maret 2023
BERSUKACITA
KARENA PERCAYA (Minggu LETARE)
Mazmur
5:8-13
Pendahuluan
Mazmur ini merupakan suatu doa permohonan Daud
sebagai seorang raja ketika ia mengalami kesesakan dan permasalahan di
hidupnya. Permasalahan yang dihadapi olehnya yaitu ia difitnah dan dituduh oleh
musuh-musuhnya. Di sekelilingnya banyak orang-orang munafik yang sebenarnya
menginginkan kegagalan dan kejatuhan dirinya sebagai raja Israel. Doa ini
disampaikan oleh Daud ketika pagi hari, dan ia menantikan jawaban atas
doa-doanya (ay. 4). Dari ayat ini Daud memberikan contoh tentang bagaimana
seharusnya manusia memberikan respon terhadap pergumulannya, yaitu mengawali
segalanya di dalam doa. “Pada waktu pagi” berarti Daud senantiasa
memprioritaskan Tuhan sebagai satu-satunya penolong bagi dirinya. Mengapa
demikian? Sebab Daud percaya bahwa Tuhan adalah Raja dan Allah baginya (Ay. 3).
Selain itu, ia percaya bahwa Tuhan tidak berkenan dan benci terhadap kejahatan,
kebohongan dan kemunafikan (ay.5-7). Di dalam imannya inilah Daud memiliki
pengharapan bahwa ketika ia terlebih dahulu membawa dan menyerahkan dirinya kepada Allah dengan
memohon perlindungan-Nya di dalam doa, maka Allah akan mendahului setiap
langkah kehidupannya dan Daud percaya Allah akan senantiasa memelihara dan
menolong hidupnya.
Penjelasan
Nats
Tema minggu kita adalah bersukacita karena percaya.
Dan Minggu kita adalah minggu Letare yang artinya bersukacitalah. Melalui nats
ini, ada tiga hal yang menjadi alasan Daud mampu bersukacita meski di dalam
pergumulannya.
Pertama,
Daud sungguh merasakan Kasih setia Tuhan (ay.8). Tentu ada banyak sekali
pergumulan dan permasalahan hidup yang dialami oleh Daud. Tetapi pada ayat 8,
setelah Daud menyampaikan permohonan dan doanya, ia mengatakan bahwa ia akan
menyembah Allah dan mau hidup takut akan Tuhan. Sikap yang jelas terlihat dari
Daud agar mampu merasakan kasih setia Tuhan dalam ayat ini adalah sikap
kebergantungan hidupnya di dalam penyembahan dan ketaatan kepada Tuhan. Kunci
kehidupan rohani Daud agar mampu memahami, merasakan kasih setia Tuhan adalah
dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Daud tidak menjauhkan diri dari Tuhan.
Daud tidak menjauhkan diri dari persekutuan, Daud tidak menarik diri dari rumah
Tuhan. Apa yang dilakukan oleh Daud, berbanding terbalik dengan apa yang
dilakukan orang Kristen ketika di dalam pergumulan. Tidak sedikit orang yang
menjadi lupa bahwa ia memiliki Allah yang hidup, tidak sediki orang percaya
tidak lagi mau berdoa ketika ia dalam masalah, tidak sedikit orang yang menarik
diri dari gereja dan tidak lagi beribadah ketika ia menghadapi masalah. Dari
Daud kita belajar, bahwa alasan pertama agar kita mampu bersukacita di dalam
iman adalah dengan bersekutu lebih dekat kepada Tuhan agar merasakan kasih
setia Tuhan.
Kedua, Daud
Mengandalkan Tuhan dalam permasalahannya (ay. 9-11). Di dalam pergumulannya
terhadap permasalahan sosialnya, yaitu ada orang yang mengejek dia, memfitnah
dia dan membenci dia, sikap yang dipertontonkan oleh Daud adalah ia tidak ingin
membalaskan amarah dan dendamnya kepada sesamanya itu. Pada ayat 9, Daud
mengawali permohonan terhadap permasalahannya ini dengan kalimat “Tuntunlah aku
dalam keadilan-Mu”. Perkataan Daud ini mengisyaratkan bahwa Daud mengandalkan
tuntunan, keadilan dan Kuasa Tuhan di dalam menghadapi persoalan. Dalam konteks
ini, Daud menyadari betul kapasitasnya sebagai manusia yang terbatas. Daud
sadar ia tidak berhak membalaskan dendam amarahnya, tetapi ia menyerahkan itu
kepada Tuhan. Sikap Daud ini yang perlu kita contoh di dalam kehidupan kita. Apapun
permasalahan hidup kita, sering sekali kita hanya mengandalkan kekuatan dan
pikiran kita sendiri yang sebenarnya terbatas itu. Mari belajar dari Daud. Biarlah
kita menyerahkan diri di dalam tuntunan, keadilan dan kuasa Tuhan untuk
menghadapi setiap permasalahan kita. Jangan berjalan sendiri, sebab Tuhan
selalu berjalan bersama kita yang mengandalkan Dia.
Ketiga,
Daud Mengimani Allah melindungi, mengasihi dan memberkati orang Benar
(Ay.12-13). Inilah yang menjadi puncak alasan mengapa Daud mampu bersukacita di dalam
pergumulan dan perjalanan hidupnya. Dalam ayat 12-13 ada satu relasi yang
seharusnya dibangun oleh manusia terhadap Tuhan. Manusia harus senantiasa
berlindung kepada Tuhan, sebab Allah akan menanungi kita. Kita harus senantiasa
mengasihi Allah, sebab Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita. Selain
relasi ini, Daud mengakui hanya Tuhanlah yang memberkati orang yang benar.
Tuhan lah yang memagari kita dengan anugerah-Nya. Daud secara tegas menutup doa
permohonannya di pagi hari dengan penuh iman mengatakan bahwa Allah mengasihi,
melindungi dan memberkati orang yang benar. Hiduplah di dalam kebenaran Tuhan,
maka Tuhan akan senantiasa memberikan kasih perlindungan dan berkat-Nya kepada
kita.
Refleksi