BAHAN KHOTBAH EVANGELIUM MINGGU 22 JANUARI 2023 “KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN” 1 KORINTUS 1:10-18 - Duc In Altum

Klik Ikuti

BAHAN KHOTBAH EVANGELIUM MINGGU 22 JANUARI 2023 “KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN” 1 KORINTUS 1:10-18

BAHAN KHOTBAH EVANGELIUM MINGGU 22 JANUARI 2023 “KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN” 1 KORINTUS 1:10-18

PENDAHULUAN

Ketika Paulus menuliskan surat kepada jemaat Korintus, jemaat ini sedang mengalami konflik dan perpecahan sebab mereka membagi-bagi diri mereka menjadi beberapa golongan. Ada golongan Paulus, Apolos (Apolonius, seorang Yahudi yang menjadi penginjil Kristen pada abad pertama), Kefas (Petrus), ada juga yang mengatakan mereka dari golongan Kristus. Perpecahan ini diakibatkan golongan yang satu merasa lebih dari golongan yang lainnya. Pada perikop ini, Paulus memberikan penjelasan bahwa tidak ada seorang pun dari antara mereka yang dibaptis dalam nama Paulus, Apolos ataupun Kefas. Dan tidak ada di antara mereka yang diselamatkan di dalam nama Paulus, Apolos ataupun Kefas. Paulus menjawab pergumulan itu dengan mengatakan bahwa Salib Kristus dan hanya di dalam nama Yesus Kristuslah mereka dibaptis dan diselamatkan. Itu mengapa Paulus mengatakan bahwa tugas mereka (para rasul dan murid-muridnya) bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil. Paulus ingin menekankan bahwa Salib Kristus menjadi lambang kekuatan dan kasih Allah sebab oleh Salib itulah kita diselamatkan.

KETERANGAN NATS

Tema bahan evangelium ini adalah “Kekuatan Allah yang menyelamatkan”. Fokus dari perikop ini adalah kepada salib Kristus. Ada beberapa hal penekanan Paulus mengenai Salib Kristus di sini:

Pertama: Salib Kristus itu mempersatukan (Ay. 10-12). Paulus menasehatkan sebagai persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan, hendaknya jemaat Korintus yang terpecah itu sehati sepikir dan bersatu. Bukan tanpa alasan Paulus menjelaskan ini. Salib merupakan lambang perdamaian. Sebab oleh salib lah kita diperdamaikan dengan Allah dan oleh salib juga lah kita mendapatkan keselamatan yang dianugerahkan Allah secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. Salib merupakan “Kekuatan Allah yang menyelamatkan” berarti bahwa salib merupakan lambang kebesaran cinta kasih Allah, salib merupakan lambang besarnya pengorbanan Allah kepada umat manusia. Sehingga, oleh karena kasih-Nya, Allah membuat suatu karya penyelamatan dengan pengorbanan Anak-Nya yang tunggal di kayu salib, yang oleh kematian-Nya kita memperoleh perdamaian dan kelepasan dari dosa. Jika salib adalah perdamaian antara Allah dan manusia, maka salib juga harus lah menjadi pemersatu manusia dengan manusia. Itu mengapa Paulus menegaskan pada ayat sebelumnya bahwa mereka kaya dengan karunia, mereka kaya dengan pengetahuan dan mereka telah dipersatukan di dalam Yesus Kristus.

Kedua, Hanya di dalam Kristus keselamatan Itu dinyatakan (Ay. 13-18). Ada dua hal yang dibahas di sini yakni tentang Salib dan Baptisan. Sejak zaman gereja mula-mula, ketika seseorang memilih untuk percaya kepada Kristus, mereka harus memberi diri mereka dibaptis. Sehingga ketika para rasul melakukan pekerjaan pemberitaan Injil, jikalau ada yang menerima Injil, mereka akan dibaptis kan. Baptisan itu dilakukan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, bukan di dalam nama lain. Salib sebenarnya dalam konteks Romawi dan Yunani adalah suatu hukuman/siksaan yang memalukan sebab hanya ketika seseorang melakukan kesalahan besar saja yang dihukum dengan hukuman salib. Penegasan Paulus tentang salib adalah bahwa hanya salib Kristus yang mampu menyelamatkan. Hanya Yesus lah keselamatan, dan di dalam nama Yesus Kristus lah ada keselamatan.  

REFLEKSI

Ada beberapa sikap yang harus kita bangun sebagai orang-orang yang telah diselamatkan berdasarkan penjelasan Paulus dalam ayat 10-18 ini:

Pertama, Jangan ada yang memegahkan diri atau kelompok. Sikap yang hendak Paulus hancurkan di jemaat Korintus ini adalah sikap yang mengedepankan kehebatan dan karunia yang diterima mereka berdasarkan kelompok mereka masing-masing. Golongan Apolos adalah mereka yang menjadi Kristen setelah dilayani oleh Apolonius, demikian juga golongan Paulus dan Kefas. Dengan penjelasan Paulus dalam ayat 13-18, Paulus mengingatkan, jikalaupun mereka menjadi Kristen, itu bukan karena mereka, sebab mereka pun memberitakan Injil dengan hikmat Roh Kudus. Oleh karena itu, jikalau hanya di dalam Kristus nyata kekuatan Allah yang menyelamatkan, tidak perlu memegahkan diri.

Kedua, Saling Mengasihilah sebab Allah telah mengasihi. Tidak dapat dipungkiri bahwa perselisihan, perbedaan pendapat akan selalu ada dalam persekutuan orang percaya. Ini sudah ada sejak zaman para rasul, dan bukan hal yang baru pada masa kini. Oleh karena itu Paulus ingin mengingatkan bahwa sikap orang percaya hendaknya harus saling mengasihi satu dengan yang lain sebab Paulus sadar bahwa kita sebagai orang percaya juga hidup hanya oleh karena kasih karunia Allah. Sehingga karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi manusia, kita hendaknya juga saling mengasihi di dalam kasih Kristus yang menyelamatkan.

Ketiga, Percayalah kepada Salib Kristus. Jemaat Korintus hidup dalam pengaruh budaya Helenistik di bawah pemerintahan Romawi. Pada zaman itu, salib menjadi kebodohan sebab salib menjadi hukuman keji dan memalukan bagi seseorang. Jika dijatuhkan hukuman salib, berarti orang tersebut telah melakukan kesalahan berat. Paulus hendak menasihatkan sebagai orang yang telah diselamatkan, meski bagi dunia salib adalah kebodohan, sebagai orang Kristen kita harus teguh mempercayai Kristus dan percaya melalui salib, kematian dan kebangkitan Kristus kita telah diselamatkan dari maut.

Add your comment